Menyelami Keagungan Candi Singosari di Malang

Menyelami Keagungan Candi Singosari di Malang

Menyelami Keagungan Candi Singosari di Malang – Tak jauh dari pusat keramaian Kota Malang, tersimpan sebuah warisan budaya megah yang menyimpan kisah tentang kekuasaan, spiritualitas, dan peralihan zaman: Candi Singosari. Berdiri tegak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, situs arkeologi ini merupakan peninggalan penting dari era Kerajaan Singhasari yang berkuasa pada abad ke-13 Masehi.

Sebagai saksi kejayaan Raja Kertanegara—penguasa terakhir Singhasari—Candi Singosari bukan sekadar struktur batu tua, melainkan simbol sinkretisme budaya slot bonus Hindu-Buddha yang mewarnai peradaban Nusantara.

Sejarah Candi Singosari: Makna Dibalik Batu

Candi Singosari diperkirakan dibangun sekitar tahun 1300-an Masehi sebagai penghormatan terhadap Raja Kertanegara, raja paling berpengaruh dalam sejarah Singhasari. Kertanegara dikenal karena keberaniannya menolak ekspansi Kekaisaran Mongol, serta kampanye politiknya yang luas melalui Ekspedisi Pamalayu untuk memperluas pengaruh ke Sumatera.

Sayangnya, masa kejayaan itu berakhir secara tragis dengan pemberontakan Jayakatwang dari Kediri. Candi ini dibangun sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara yang dianggap sebagai titisan dewa dalam kepercayaan masyarakat saat itu—perpaduan Dewa Siwa dan Buddha.

Keberadaan Candi Singosari pun memperkuat bukti transisi budaya Jawa dari Hindu-Buddha menuju sinkretisme kejawen yang lebih spiritual dan holistik.

Lokasi Strategis dan Aksesibilitas

Candi Singosari sangat mudah dijangkau. Berada di jalur utama Malang–Surabaya, tempat ini hanya berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Malang dan dapat diakses dengan kendaraan pribadi, bus wisata, maupun transportasi daring.

Terdapat pula stasiun kereta api terdekat yaitu Stasiun Singosari, membuat kunjungan ke situs ini semakin praktis untuk pelancong yang datang dari luar kota. Kombinasi lokasi strategis dan infrastruktur yang memadai menjadikan Candi Singosari sebagai salah satu destinasi budaya unggulan di Jawa Timur.

Baca Juga : Pesona Desa Warisan Polowijen: Menyibak Napas Budaya di Tengah Kota Malang

Arsitektur dan Keunikan Candi

Candi Singosari memiliki bentuk dasar bujur sangkar dengan tinggi sekitar 15 meter. Meski sebagian bangunannya tidak selesai dibangun—kemungkinan karena serangan mendadak Jayakatwang—kemegahan arsitekturnya tetap terasa.

Komponen Utama:

  • Pondasi dan Badan Candi: Tersusun dari batu andesit kokoh dengan dekorasi sederhana namun penuh makna simbolik.
  • Tangga Depan: Menghadap ke barat, sebuah keunikan tersendiri karena mayoritas candi di Jawa menghadap ke timur.
  • Relung (cella): Terdapat dua relung utama sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa dan Buddha, mencerminkan dualitas ajaran spiritual yang berkembang kala itu.
  • Atap Menara (superstruktur): Sebagian telah hilang, namun bentuknya di perkirakan meruncing seperti mahkota atau stupa.

Ketidaksempurnaan pada struktur candi justru menciptakan nuansa misterius dan meditatif, yang memperkuat daya tarik spiritual bagi pengunjung yang datang.

Simbolisme Sakral dan Patung-Pusaka

Di sekitar kompleks Candi Singosari di temukan banyak arca dan patung, sebagian masih berdiri di tempat asalnya, sebagian lagi kini di simpan di museum-museum.

1. Arca Dwarapala

Di gerbang masuk kompleks berdiri dua sosok raksasa penjaga setinggi 3,7 meter. Meskipun tampak mengintimidasi, Dwarapala adalah simbol perlindungan dari kekuatan jahat. Ekspresi wajah garang dan gada raksasa yang mereka genggam melambangkan kekuatan spiritual kerajaan.

2. Arca Ganesha

Dewa berkepala gajah ini melambangkan kebijaksanaan dan penghalau rintangan. Arca ini menunjukkan bahwa Kerajaan Singhasari tidak hanya menekankan kekuatan militer, tetapi juga kedalaman intelektual dan spiritualitas.

3. Arca Durga Mahisasuramardhini

Relief ini menggambarkan Dewi Durga yang mengalahkan raksasa Mahisha. Kisah ini menggambarkan kemenangan dharma atas adharma, sekaligus refleksi peran penting perempuan dalam kosmologi Hindu.

4. Arca Agastya dan Brahma

Simbol-simbol kebijaksanaan spiritual tertuang dalam keberadaan arca-arca yang menghiasi sisi dinding candi, menjelaskan peran penting guru dan pencipta dalam perjalanan kehidupan manusia menurut ajaran Hindu-Buddha.

Kehadiran Ritual dan Spiritualitas Lokal

Meski di bangun ratusan tahun silam, Candi Singosari hingga kini masih di gunakan oleh masyarakat untuk kegiatan spiritual. Setiap bulan purnama dan tahun baru Jawa, sering di adakan ritual nyekar dan meditasi di area candi.

Warga lokal pun percaya bahwa tempat ini memiliki energi spiritual yang tinggi, sehingga sering di jadikan tempat untuk menyepi dan mencari keseimbangan jiwa.

Pesona Wisata dan Daya Tarik Modern

Sebagai destinasi wisata budaya, Candi Singosari menawarkan pengalaman yang kaya akan nilai edukatif dan spiritual. Beberapa aktivitas menarik yang dapat di lakukan wisatawan antara lain:

  • Tur Sejarah Bertema: Jelajah candi sembari mempelajari asal-usul Kerajaan Singhasari.
  • Fotografi Arkeologis: Keindahan relief dan suasana klasik menjadikan lokasi ini spot favorit untuk fotografi bertema budaya.
  • Kunjungan Edukasi Sekolah: Banyak sekolah dan universitas yang menjadikan candi ini sebagai laboratorium sejarah.
  • Festival Budaya Lokal: Terkadang di adakan pentas seni dan tari topeng khas Malangan di sekitar kawasan candi.

Tidak hanya wisatawan lokal, pengunjung mancanegara pun tertarik menelusuri warisan peradaban klasik di tempat ini.

Fasilitas dan Tiket Masuk

Candi Singosari di kelola cukup baik dengan sejumlah fasilitas dasar yang mendukung kenyamanan wisatawan:

  • Area parkir kendaraan roda dua dan empat
  • Kios oleh-oleh dan makanan tradisional
  • Pusat informasi wisata
  • Pemandu lokal berpengalaman
  • Taman kecil dan tempat duduk untuk bersantai

Jam buka: Setiap hari, pukul 08.00 – 16.00 WIB Tiket masuk: Sangat terjangkau, sekitar Rp5.000–Rp10.000 untuk wisatawan lokal

Upaya Pelestarian dan Tantangan

Sebagai warisan arkeologi, Candi Singosari masuk dalam daftar cagar budaya yang di lindungi negara. Pelestarian terus di lakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bersama pemerintah daerah.

Namun, tantangan tetap ada:

  • Ancaman erosi dan perubahan cuaca
  • Grafiti dan vandalisme oleh pengunjung tidak bertanggung jawab
  • Kurangnya promosi digital secara masif
  • Pengembangan sekitar situs yang tidak terkontrol

Perlu sinergi dari berbagai pihak—pemerintah, akademisi, masyarakat, dan wisatawan—untuk menjaga keaslian dan kemurnian Candi Singosari sebagai situs budaya nasional.