Menelusuri Keindahan dan Sejarah Taman Putroe Phang – Banda Aceh – Di balik hiruk-pikuk kota Banda Aceh yang modern, tersimpan sebuah taman bersejarah yang menjadi saksi bisu kisah cinta abadi antara Sultan Iskandar Muda dan permaisurinya, Putroe Phang. Taman ini bukan sekadar ruang hijau biasa, melainkan simbol kasih sayang, warisan budaya, dan daya tarik wisata yang memikat hati siapa pun yang mengunjunginya. Taman Putroe Phang, atau dikenal juga sebagai Taman Sari Gunongan, adalah permata tersembunyi yang menyimpan banyak cerita dan keindahan arsitektur khas Aceh.
Baca Juga : keuskupantimikapapua.com
Latar Sejarah Taman Putroe Phang
Taman Putroe Phang dibangun pada abad ke-17 oleh Sultan Iskandar Muda, penguasa Kerajaan server thailand Aceh Darussalam yang terkenal akan kejayaannya. Taman ini didedikasikan untuk permaisurinya, Putri dari Kerajaan Pahang (Malaysia), yang dikenal dengan nama Putroe Phang. Sang permaisuri merasa kesepian dan rindu kampung halaman setelah diboyong ke Aceh, sehingga sang sultan memerintahkan pembangunan taman ini sebagai bentuk cinta dan penghiburan.
Taman ini menjadi tempat peristirahatan dan rekreasi bagi sang permaisuri. Di dalamnya terdapat berbagai elemen arsitektur yang mencerminkan perpaduan budaya Melayu dan Aceh, serta simbolisasi spiritual dan romantisme yang mendalam.
Arsitektur dan Elemen Ikonik
Salah satu struktur paling mencolok di dalam taman ini adalah Gunongan, bangunan berbentuk gunung kecil yang dipercaya sebagai simbol kerinduan Putroe Phang terhadap kampung halamannya yang berbukit-bukit. Gunongan dibangun dengan batu kapur dan dihiasi ornamen khas Aceh. Bentuknya yang unik menyerupai mahkota atau bunga mekar, menjadikannya objek foto favorit para pengunjung.
Selain Gunongan, terdapat pula Pinto Khop, sebuah gerbang kecil berbentuk kubah yang menghubungkan taman dengan kompleks istana. Gerbang ini dulunya di gunakan oleh sang permaisuri untuk keluar masuk taman secara privat. Di sekitar Pinto Khop terdapat kolam pemandian dan taman bunga yang dulunya di gunakan oleh dayang-dayang untuk mempersiapkan sang ratu.
Nilai Budaya dan Simbolisme
Taman Putroe Phang bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga sarat makna filosofis. Gunongan melambangkan keagungan cinta dan pengorbanan, sementara tata letak taman mencerminkan harmoni antara manusia dan alam. Dalam budaya Aceh, taman ini menjadi simbol kesetiaan dan penghormatan terhadap perempuan.
Keberadaan taman ini juga memperkuat identitas budaya Aceh sebagai kerajaan maritim yang terbuka terhadap pengaruh luar, namun tetap menjaga nilai-nilai lokal. Arsitektur taman mencerminkan akulturasi budaya Melayu, Islam, dan lokal Aceh yang berpadu secara harmonis.
Lokasi dan Aksesibilitas
Taman Putroe Phang terletak di kawasan Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Lokasinya sangat strategis, hanya beberapa menit dari Masjid Raya Baiturrahman dan pusat kota. Akses menuju taman ini sangat mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Bagi wisatawan yang datang dari luar kota, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda hanya berjarak sekitar 30 menit perjalanan. Tersedia pula berbagai penginapan dan fasilitas pendukung di sekitar taman, menjadikannya destinasi yang nyaman untuk di kunjungi.
Daya Tarik Wisata dan Aktivitas Menarik
Taman Putroe Phang menawarkan berbagai daya tarik yang membuatnya layak masuk dalam daftar kunjungan wisatawan:
- Keindahan Arsitektur: Struktur Gunongan dan Pinto Khop menjadi latar sempurna untuk fotografi arsitektur dan pre-wedding.
- Suasana Romantis dan Damai: Taman ini cocok untuk bersantai, membaca buku, atau sekadar menikmati udara segar di tengah kota.
- Wisata Edukasi: Pengunjung dapat belajar tentang sejarah Kerajaan Aceh, kisah cinta Sultan Iskandar Muda, dan nilai-nilai budaya lokal.
- Kegiatan Budaya: Pada momen tertentu, taman ini menjadi lokasi pertunjukan seni dan budaya Aceh seperti tari saman dan musik tradisional.
Konservasi dan Peran Pemerintah
Sebagai situs bersejarah, Taman Putroe Phang telah di tetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah daerah. Upaya pelestarian di lakukan secara berkala, termasuk pemugaran struktur bangunan, penataan taman, dan penyediaan fasilitas informasi bagi pengunjung.
Dinas Pariwisata Aceh juga aktif mempromosikan taman ini melalui berbagai media dan event pariwisata. Kolaborasi dengan komunitas lokal turut memperkuat peran taman ini sebagai ruang publik yang edukatif dan inspiratif.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata
Taman Putroe Phang memiliki potensi besar dalam mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh. Dengan pengelolaan yang baik, taman ini dapat menjadi magnet wisata budaya yang mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Beberapa peluang yang dapat di kembangkan antara lain:
- Paket Wisata Sejarah: Menggabungkan kunjungan ke taman dengan destinasi lain seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, dan Benteng Indrapatra.
- Produk Kreatif Lokal: Penjualan suvenir khas Aceh seperti songket, kerajinan tangan, dan kuliner tradisional di sekitar taman.
- Event Budaya Berkala: Mengadakan festival budaya, lomba fotografi, dan pertunjukan seni di area taman.
Taman Putroe Phang dalam Perspektif Modern
Di era digital saat ini, Taman Putroe Phang juga menjadi konten populer di media sosial. Banyak wisatawan yang membagikan pengalaman mereka melalui foto dan video, menjadikan taman ini semakin di kenal luas. Keindahan visual dan kisah romantis di baliknya menjadikan taman ini sebagai destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna.
Pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata di harapkan dapat terus mengembangkan taman ini dengan pendekatan yang berkelanjutan, tanpa menghilangkan nilai historis dan budaya yang melekat.